Home

Tentang CPS

City Positioning Study

City Positioning and Economic Study (CPS) adalah studi yang melihat keunggulan khusus dari setiap kota. CPS membantu pemerintah dan pemangku kepentingan memahami apa yang membuat kota mereka unik dan bagaimana kota bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Hasil dari CPS bisa menjadi dasar dalam membuat kebijakan dan strategi untuk kota. Menurut Bank Dunia, kota-kota yang berhasil adalah kota yang memaksimalkan apa yang mereka miliki. Oleh karena itu, penting bagi kota untuk memahami kelebihan mereka dan bagaimana cara memanfaatkannya.


CPS akan memberikan pandangan strategis mengenai keunggulan kompetitif kota-kota yang memiliki kepentingan regional dan nasional berdasarkan lokasi relatif regional, karakteristik demografi, pertumbuhan ekonomi, kerentanan iklim, dll. Hal ini terwujud karena, CPS akan memberikan gambaran nasional dan pemahaman tingkat regional tentang sektor unggulan setiap kota, yang pada gilirannya akan memberikan masukan bagi strategi pembangunan ekonomi nasional dan regional. CPS juga akan memberikan landasan bukti yang kuat bagi Walikota dan pengambil keputusan untuk merumuskan visi dan strategi kota yang realistis dan membumi, yang lebih dari sekadar slogan dan daftar keinginan. Konteks dan pemahaman penting lainnya mengenai CPS dalam kerangka NUDP adalah penekanan pada perencanaan jangka panjang. Kota tidak dapat dibangun kembali dari awal. Pembangunan tersebut dapat diperbaiki dan diregenerasi, tetapi biayanya akan lebih mahal dibandingkan jika memiliki pola perkotaan yang tepat dan infrastruktur yang dirancang dengan baik sejak tahap awal pembangunan. Kota-kota lokus NUDP merupakan kota kedua setelah kota-kota besar yang berkembang pesat, dan penting untuk memanfaatkan peluang ini untuk mengarahkan pertumbuhannya ke arah yang benar. Salah satu pelajaran penting dari kota-kota global yang matang adalah bahwa populasi suatu kota mencapai titik jenuh pada titik pertumbuhan tertentu, yang dalam penelitian ini disebut sebagai “pertumbuhan akhir”. Meskipun tidak realistis untuk meramalkan secara menyeluruh seperti apa sebuah kota dalam kurun waktu 40-50 tahun, penting untuk memiliki pemahaman tingkat tinggi mengenai perkiraan ukuran sebuah kota dan merencanakannya. Infrastruktur yang dibutuhkan untuk satu juta kota dan lima juta kota metropolitan pada dasarnya berbeda. Hal ini terutama berlaku untuk pembangunan angkutan massal seperti kereta api, yang memerlukan perencanaan puluhan tahun sebelum konstruksi, pembebasan lahan, dan lain-lain. dan investasi ini sering kali membentuk tulang punggung spasial kota yang penting. Jenis transportasi umum yang dibutuhkan dan hemat biaya sangat bergantung pada ukuran kota. Hal tersebut menjadi alasan NUDP mengambil pendekatan jangka waktu perencanaan harus cukup panjang untuk mencakup seluruh proses urbanisasi suatu kota hingga kota tersebut mencapai tingkat populasi akhir. Dimensi waktu perencanaan jangka panjang saat ini adalah 20 tahun untuk RPJPN dan RPJPD. Dengan demikian, NUDP akan mengadopsi jangka waktu 40-50 tahun berdasarkan varian pertumbuhan penduduk yang menengah untuk sepuluh tahun yang sangat panjang. Waktu yang dibutuhkan dapat berbeda-beda tergantung karakteristik fisik dan potensi penduduk masing-masing kota.